Disclaimer : Semua artikel dan konten yang terdapat dalam portal ini hanya bersifat informasi saja. Kami tidak bertanggung jawab terhadap semua kerugian baik langsung maupun tidak langsung yang dialami oleh pembaca atau pihak lain akibat menggunakan informasi dari portal kami.

25 Oktober 2013

Data China Mengangkat Saham, Dollar tetap Lemah

Reuters (24/10) – Sebuah peningkatan dalam aktifitas pabrik di China telah memicu sebuah pemulihan dalam saham dunia dihari Kamis, melalui sinyal pertumbuhan yang lamban di Eropa yang telah menghentikan gain serta menyeret mata uang euro turun dari puncaknya selama dua tahun terakhir terhadap dollar.Dengan ekspektasi bahwa the A.S akan mempertahankan program stimulusnya tanpa adanya perubahan hingga tahun depan yang masih mendominasi market, awal yang baru dari index PMI telah mengingatkan investor bahwa kondisi ekonomi global sedang meraih momentum secara perlahan.Besarnya aktifitas sektor pabrik di China telah mencapai tujuh bulan tertingginya bulan ini, berdasarkan survey HSBC, yang mengurangi kecemasan tentang sebuah penurunan dalam ekspor China yang akan mengarah pada melemahnya demand global.Data tersebut telah membantu mengangkat index FTSEurofirst 300 Eropa sebesar 0.3% dipertengahan hari, yang mensupport saham pertambangan serta industri dengan para investor yang juga sedang mencari perusahaan otomotif yang akan untung dari sebuah peningkatan dalam demand China.  Selain itu saham A.S diperkirakan untuk pembukaan yang lebih tinggi, meski data aktifitas pabrik untuk kondisi ekonomi terbesar dunia yang dijadwlkan nanti kemungkinan akan memperlihatkan sedikit penurunan selama satu periode ketika pemerintahan mengalami shutdown secara parsial.Secara keseluruhan index ekuitas MSCI telah bertambah 0.1%, perlahan melacak penurunan sebesar 0.6% dihari Rabu kemarin, ketika market diguncang oleh kecemasan bahwa sebuah lonjakan dalam tingkat jangka pendek di China dapat mempengaruhi pertumbuhan.PELEMAHAN DOLLAR.Mata uang dollar masih tetap lemah seiring dengan yield treasury A.S yang ditransaksikan mendekati level terendahnya dalam tiga bulan terakhir setelah lemahnya data payroll dipekan ini yang telah membujuk banyak investor bahwa the Fed tidak akan mengurangi pembelian obligasinya hingga 2014.Penjualan dollar telah mengangkat nilai mata uang euro ke level $1.3824, yang terkuat sejak November 2011, meski para analis mengatakan bahwa terdapat sedikit keyakinan dibalik pergerakan tersebut.Euro terakhir berdiri dilevel $1.3772 sementara yield obligasi10 tahun dari Jerman berada datar dilevel 1.77%, yang memperlihatkan sedikit reaksi pada angka PMI.Index PMI Markit untuk ke 17 Negara di wilayah euro telah memperlihatkan penurunan aktifitas bisnis secara perlahan dibulan Oktober pasca sebuah peningkatan dibulan September, meski hal tersebut telah mengkonfirmasikan bahwa pemulihan ekonomi kawasan tersebut sedang mengakar.(tito)